31 Oktober 2008

Misteri di Balik Tindihan


Pernah terbangun dari tidur, tapi sulit bergerak ataupun berteriak? Tenang,
Anda bukan sedang diganggu mahkluk halus. Ini penjelasan ilmiahnya!
KEJADIAN ini sering saya alami sejak zaman SMA, bahkan hingga sekarang
(meski frekuensinya sudah sangat berkurang). Saat hendak bangun dari tidur
atau baru saja terlelap, saya merasa seperti ditindih sesuatu. Ini membuat
saya sulit bangun ataupun berteriak minta tolong.
Lalu, ada sedikit rasa dingin menjalar dari ujung kaki ke seluruh tubuh.
Untuk bisa bangun, satu-satunya cara adalah menggerakkan ujung kaki, ujung
tangan atau kepala sekencang-kencangny a hingga seluruh tubuh bisa digerakkan
kembali.
Setelah itu, biasanya saya tidak berani tidur. Takut kesadaran saya hilang
atau kejadian itu berulang lagi. Apalagi saat kejadian, saya seperti melihat
sebuah bayangan di kegelapan.
Pernah saya saya bercerita tentang hal ini pada ibu saya. Beliau mengatakan
saya mengalami tindihan. Dan menurut kepercayaan orang tua, yang menindih
adalah makhluk halus. Ih, seram ya! Namun, logika saya berusaha mencari
penjelasan ilmiah. Inilah hasilnya
Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan ketika orang akan tidur atau bangun tidur merasa
sesak napas seperti dicekik, dada sesak, badan sulit bergerak dan sulit
berteriak disebut sleep paralysis alias tidur lumpuh (karena tubuh tak bisa
bergerak dan serasa lumpuh). Hampir setiap orang pernah mengalaminya.
Setidaknya sekali atau dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa terjadi pada siapa saja, lelaki atau perempuan. Dan
usia rata-rata orang pertama kali mengalami gangguan tidur ini adalah 14-17
tahun. Sleep paralysis alias tindihan ini memang bisa berlangsung dalam
hitungan detik hingga menit. Yang menarik, saat tindihan terjadi kita sering
mengalami halusinasi, seperti melihat sosok atau bayangan hitam di sekitar
tempat tidur. Tak heran, fenomena ini pun sering dikaitkan dengan hal
mistis.
Di dunia Barat, fenomena tindihan sering disebut mimpi buruk inkubus atau
old hag berdasarkan bentuk bayangan yang muncul. Ada juga yang merasa
melihat agen rahasia asing atau alien. Sementara di beberapa lukisan abad
pertengahan, tindihan digambarkan dengan sosok roh jahat menduduki dada
seorang perempuan hingga ia ketakutan dan sulit bernapas.
Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne, peneliti dari Universitas Waterloo, Kanada, sleep
paralysis, adalah sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap
rapid eye movement (REM).
Sebagai pengetahuan, berdasarkan gelombang otak, tidur terbagi dalam 4
tahapan. Tahapan itu adalah tahap tidur paling ringan (kita masih setengah
sadar), tahap tidur yang lebih dalam, tidur paling dalam dan tahap REM. Pada
tahap inilah mimpi terjadi.
Saat kondisi tubuh terlalu lelah atau kurang tidur, gelombang otak tidak
mengikuti tahapan tidur yang seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat
hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi
(REM).
Ketika otak mendadak terbangun dari tahap REM tapi tubuh belum, di sinilah
sleep paralysis terjadi. Kita merasa sangat sadar, tapi tubuh tak bisa
bergerak. Ditambah lagi adanya halusinasi muncul sosok lain yang sebenarnya
ini merupakan ciri khas dari mimpi.
Selain itu, sleep paralysis juga bisa disebabkan sesuatu yang tidak dapat
dikontrol. Akibatnya, muncul stres dan terbawa ke dalam mimpi. Lingkungan
kerja pun ikut berpengaruh. Misalnya, Anda bekerja dalam shift sehingga
kekurangan tidur atau memiliki pola tidur yang tidak teratur.
Jangan Anggap Remeh
Meski biasa terjadi, gangguan tidur ini patut diwaspadai. Pasalnya, sleep
paralysis bisa juga merupakan pertanda narcolepsy (serangan tidur mendadak
tanpa tanda-tanda mengantuk), sleep apnea (mendengkur) , kecemasan, atau
depresi.
Jika Anda sering mengalami gangguan tidur ini, sebaiknya buat catatan
mengenai pola tidur selama beberapa minggu. Ini akan membantu Anda
mengetahui penyebabnya. Lalu, atasi dengan menghindari pemicu. Bila tindihan
diakibatkan terlalu lelah, coba lebih banyak beristirahat.
Kurang tidur pun tidak boleh dianggap remeh. Jika sudah menimbulkan sleep
paralysis, kondisinya berarti sudah berat. Segera evaluasi diri dan cukupi
kebutuhan tidur. Usahakan tidur 8-10 jam pada jam yang sama setiap malam.
Perlu diketahui juga, seep paralysis umumnya terjadi pada orang yang tidur
dalam posisi telentang (wajah menghadap ke atas dan hampir nyenyak atau
dalam keadaan hampir terjaga dari tidur). Itu sebabnya, kita perlu sering
mengubah posisi tidur untuk mengurangi risiko terserang gangguan tidur ini.
Nah, jika tindihan disertai gejala lain, ada baiknya segera ke dokter ahli
tidur atau laboratorium tidur untuk diperiksa lebih lanjut. Biasanya dokter
akan menanyakan kapan tindihan dimulai dan sudah berlangsung berapa lama.
Catatan yang telah Anda buat tadi akan sangat membantu ketika memeriksakan
diri ke dokter.



Image Hosted by ImageShack.us

Ucapan Orang Bijak : Bekerja keras sekarang, merasakan hasilnya nanti; bermalas-malas sekarang, merasakan akibatnya nanti. -- John C. Maxwell



info lowongan kerja

Tidak ada komentar:

Pengikut